Bank Indonesia (BI) telah menaikkan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) menjadi 5,75 persen. Suku bunga acuan itu telah naik 2,25 persen dari posisi sebelum Agustus 2022 pada angka 3,5 persen.
Direktur Treasury & International Banking Panji Irawan mengatakan, kenaikan suku bunga pada dasarnya sudah diantisipasi oleh perbankan, termasuk Bank Mandiri.
Baca Juga :
Jual Saldo Paypal
Jual Beli Saldo Paypal
Saldo Paypal Terpercaya
“Jadi ini pada umumnya telah diantisipasi oleh perbankan. Keputusan kenaikan 2,25 bps BI7DRR adalah langkah menjalankan front loading dan preemptive untuk menjaga inflasi inti dan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dibandingkan mata uang negara lain,” kata Panji, Selasa (31/1/2023).
Kenaikan suku bunga itu sejalan dengan proyeksi dari Bank Mandiri. Sehingga bank akan melakukan penyesuaian dengan mempertimbangkan aspek likuiditas bank, struktur biaya dana serta kondisi pasar secara reguler.
Pada intinya Bank akan mengikuti tren yang terjadi di industri industri akan merespons apa yang diberikan sinyalnya oleh otoritas moneter.
“Dampak kenaikan suku bunga memang tidak serta merta dikenakan ke debitur. Dari sisi aset, reprising bank Mandiri lakukan secara selektif dan bertahap dengan mengutamakan kelancaran kondisi keuangan debitur-debitur Bank Mandiri,” imbuh Panji.
Baca Juga :
Jasa Pbn Premium
Jasa Pbn Berkualitas
Jasa Pbn
Disamping itu Bank Mandiri juga memiliki cost of credit (cof) yang rendah atau membaik dari 1,91 persen ke level 1,21 persen per akhir 2022, terendah dalam beberapa tahun terakhir. Lalu didorong oleh dana pihak ketiga (DPK) Bank Mandiri tumbuh positif 15,46 persen YoY dari Rp 1.291,2 triliun pada akhir 2021 menjadi Rp 1.490,8 triliun pada akhir tahun 2022.
Rasio CASA Bank Mandiri secara bank only pada akhir 2022 yang kini mencapai 77,64 persen, naik 365 bps YoY, melampaui rata-rata industri perbankan. “Oleh karena hal-hal itu, Bank Mandiri mampu menjaga suku bunga yang tetap kompetitif terhadap pasar,” tutup Panji.